Jumat, 20 November 2009

terlalu mellow tahun ini

dear blogger, dah lama gak nengok rumah sendiri nih. ajang melancarkan jari mengetik tuts keyboard, menuangkan aspirasi rakyat (lebay ^_^), curhat masalah sehari-hari, menyikapi kejadian aktual dll. TS sadar kalo saya tuh termasuk tipe yang mellow. termasuk juga terhadap isu-isu yang terjadi. jiwa yang melankolis ini, kadang makin dalam kalau sudah terbawa perasaan. yah, itu sekedar diri saya.
Banyak kejadian yang dialami oleh seluruh bangsa, termasuk diri saya. Gempa bumi yang kembali melanda pulau Sumatera, tepatnya Padang Sumatera Barat. Kejadian gempa itu, setelah saya melakukan perjalanan dinas ke sana. Banyak kenangan yang mungkin kini menjadi puing-puing. termasuk Hotel Ambacang yang memakan korban jiwa cukup banyak. Gempa Bumi serasa menjadi rutinitas di Indonesia. ibarat lari maraton yang memutari seluruh nusantara. tentunya ini membuat kekhawatiran bagi masyarakat bahwa mungkin gempa itu bisa terjadi di daerahnya. seringnya gempa yang terjadi, rupanya juga menjadi momen yang tepat untuk diluncurkannya film produksi Holywood yang berjudul 2012. Kalau ditelaah lebih lanjut, kedua hal ini tidak ada relevansinya. Yah, dasar orang Indonesia saja yang momentumal dan selalu mengaitkan satu peristiwa dengan mitos. Sehingga, ada juga yang mengaitkan rentetan bencana yang terjadi di Indonesia sebagai teguran keras bagi bangsa ini karena bobroknya sistem pemerintahan dan ketidak adilan para pemimpin terhadap rakyatnya. yang kaya selalu menang dan mendapat perlindungan hukum yang berlebihan sedangkan yang miskin terus ditindas. Tengok saja kasus dua orang Kakek bersaudara dari surabaya yang bernama Anggoro dan Anggodo. Yang jelas-jelas berusaha menyuap aparat untuk meloloskan kasusnya agar tidak dilanjutkan, sehingga menyeret dua nama petinggi KPK Bibit S R dan Chandra M H. saya memang awam, tetapi sebagai orang awam saya menilai bahwa sementara ini uang lah yang berkuasa. rekaman menghebohkan yang diperdengarkan di MK belum cukup untuk menjadikan dua kakek bersaudara itu sebagai tersangka. padahal, sebagai orang awam lagi setelah mendengar rekaman tersebut ternyata ada beberapa unsur pidana yang terdapat di dalamnya. termasuk yang paling berat adalah adanya upaya pembunuhan bagi Chandra jika ia ditahan. kasus ini membuat saya pribadi pusing karena mendengar, membaca dan melihat kabarnya setiap saat (booming media tahun ini). Siapa yang bersalah, siapa yang dipenjara. itulah hukum di dunia. media menyebutkan adanya upaya kriminalisasi KPK, sejak munculnya kasus Antasari Azhar. bahkan ada juga tulisan yang mengaitkan hal ini dengan pemimpin tertinggi pemerintahan (http://faktakriminalisasi.wordpress.com/2009/11/12/fakta-di-balik-kriminalisasi-kpk-dan-keterlibatan-sby/) saya tidak tahu kebenaran tulisan tersebut. tulisan yang cukup berani dan katanya membeberkan fakta-fakta yang terjadi pada usaha kriminalisasi KPK. mudah-mudahan apa yang dituang dalam tulisan itu tidak benar-benar terjadi, kalau memang terjadi maka bangsa dan negara ini sudah diambang kehancuran. coba bandingkan bebasnya dua kakek tersebut dan kasus kriminalisasi KPK dengan kasus lain yang terjadi di Banyumas. seorang nenek Minah harus menjadi pesakitan meskipun tidak ditahan karena terbukti mengambil tiga butir biji cokelat (kakao) yang ada di perkebunan PT. RSA di daerah Banyumas, Jawa Tengah. nenek Minah hanya ingin menambah koleksi tanaman kakao di kebunnya. Biji-biji itu pun tidak disembunyikan melainkan ditaruh di bawah pohon sampai salah satu mandor kebun memergokinya. Nenek minah pun mengaku tidak mengetahui larangan mengambil biji Kakao dan tidak dapat membaca peraturan yang sudah ditulis berikut ancaman hukumnya sesuai dengan KUHP (http://www.republika.co.id/koran/14/90256/Tragedi_Hukum_Nenek_Minah). memang gila dunia ini, sudah kebalik semua. orang kecil tidak mendapatkan keadilan hanya karena ia miskin. memang dunia sudah hampir kiamat, meskipun tidak ada kepastian apakah terjadi tahun 2012.
masalah asmara, tahun ini juga menjadi tahun yang aneh ^_^. cinta memang kadang muncul dan tenggelam begitu saja, tanpa berita sebelumnya. kisah "teman" lama yang bertegur sapa kemudian menimbulkan gelora asmara (wakakakakak...ketawa sambil guling2). Hmm, meskipun terbentur restu orang tua yang punya kriteria tapi menjadi pelajaran berharga lah. ya, dia datang begitu cepat dan ingin pergi dengan cepat. saya yakin karena "merasa" memiliki banyak kesamaan dan faktanya memang demikian. saya tidak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan nanti. tapi sempat berkunjung ke rumah kakeknya dan bertemu di depan kantin sebuah rumah sakit adalah anugerah yang indah, thx ya de'!
Ya..ya.. itulah saya dengan jiwa yang mellow dalam menyikapi sesuatu. kata orang bijak ambil saja hikmahnya.