Sabtu, 07 Maret 2009

“Mereka” yang membuat kita SUKSES

Pada tulisan sederhana saya sebelumnya, dipaparkan bagaimana relevansi antara kesuksesan dengan usaha kita dan tentunya juga dengan bedro’a dan percaya sepenuhnya bahwa Allah SWT akan memberikan jalan keberhasilan kepada kita selaku hamba-Nya. Akan tetapi, kita sadar bahwa proses menuju kesuksesan adalah ibarat sebuah perjalanan panjang dengan trek-trek yang tidak akan mudah kita lewati. Saya kembali harus mengingatkan bahwa sekarang ini kita berada di alam dunia dan kita hidup tidak hanya sendiri.
Begitulah Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk sosial. Makhluk yang sepenuhnya tidak akan dapat berdiri sendiri tanpa interaksi dan relasi dengan makhluk lainnya. Sederhananya, kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang kemudian dikenal sebagai Insan atau manusia. Marilah kita tengok kembali kisah penciptaan nenek moyang kita Adam dan Hawa. Namun saya hanya akan membatasi pada interaksi sosial. Nabi Adam AS telah lebih dahulu diciptakan oleh Allah SWT dan berada dalam sisi-Nya yang mulia. Beliau diberi keistimewaan untuk tinggal di Surga dengan segala fasilitas yang pastinya terpenuhi. Pada saat itu tugas Adam hanya mengabdi pada Tuhan dengan berdiam diri di Surga. Akan tetapi, suatu ketika fitrah penciptaan itu muncul. Bapak manusia pertama itu merasa kesepian dan hampa. Kemudian ia memohon untuk diciptakan teman dari sejenisnya. Kemudian Allah SWT sang pencipta, mengabulkan permohonan makhluk-Nya tesebut dengan menciptakan pasangan Adam yaitu Hawa (Eva) yang diciptakan dari tulang rusuk Adam.
Sehingga, hikmah dari penciptaan tersebut menunjukan bahwa memang kita adalah makhluk sosial. Dari sini harusnya kit berfikir bahwa segala kesuksesan yang telah kita raih ataupun yang akan kita raih sangat-sangat tergantung dengan hubungan kita kepada orang lain. Bagi seorang marketer yang hebat, maka ia akan tahu bahwa salah satu asset terpenting dalam bisnis adalah manusia (SDM) sehingga seharusnya jika ingin berhasil, asset ini harus dikelola dengan baik dan tidak disiasiakan. Karena kembali kepada status manusia sebagai Social creature not just Individual human. Asset SDM yang baik akan memberikan keuntungan dalam hal psikis (spirit, semangat) dan salary income (uang/money). Keuntungan terakhir menurut saya hanya sebagai pemanis dan bonus, yang terpenting bahwa kebutuhan social kita akan terpenuhi apabila asset SDM kita kelola dengan baik. Namun, Pertanyaan yang timbul adalah siapa sajakah mereka yang menjadi asset terpenting kita itu?
1. Keluarga (Ayah/Ibu (mertua), Suami/Istri, anak, saudara kandung, saudara lainnya)
Interaksi terdekat dengan diri kita adalah keluarga. Tengok saja bagaimana seorang pengusaha yang berhasil dan telah kita anggap sebagai success people with success story (walaupun mereka belum mengatakan dirinya sebagai orang suskes). Ketika diwawancarai tentang faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan usaha mereka, maka mereka akan menjawab keluarga. Sehingga mereka menganggap belum sukses apabila mereka tidak dapat membahagiakan keluarganya (banyak faktor yang membuat orang bahagia, dan saya tidak membahasnya di sini).
Bisnis yang besar, pondasinya harus dimulai dari keluarga. Karena tanpa adanya dukungan keluarga maka kita akan sulit mengembangkan bisnis kita. Sehingga mulailah kita memberikan pengertian kepada keluarga tentang apa yang kita lakukan. Janganlah tutup mata, telinga dan hati kita apabila ada masukan-masukan, nasihat atau apapun bentuknya dari keluarga. Karena mungkin itu adalah kunci keberhasilan anda. Karena mereka pastinya sebagai tempat kembali kita setelah berjibaku fight dengan bisnis. Namun, bukan berarti apabila keluarga tidak mendukung bisnis kita kemudian kita menyerah begitu saja. Namun sebaliknya kita harus menunjukan sisi positif yang akan kita capai melalui bisnis yang dijalankan.
2. Tetangga
Tengoklah kisah mengenai tetangga Nabi Muhammad SAW. Tidak ada satupun dari mereka yang menyesal bertetangga dengan Rasulullah. Karena Nabi dapat mengelola dengan baik hubungan dengan tetangganya. Sehingga gelar al-amin didapatkan nabi justru dari masyarakat. Ketika itu nabi dipercaya sebagai CEO dari corporate holding company terbesar milik saudagar terkaya yaitu Siti Khadijah. Dan gelar pengusaha sukses sepanjang masa layak untuk disematkan kepada Muhammad SAW. Point terpenting adalah bagaimana kita mengelola asset yang bernama tetangga
3. Mereka yang berada di bisnis kita
Maksudnya adalah semua stake holder yang ada di bisnis kita. Mulai dari lingkaran dalam yaitu pegawai atau partner bisnis Termasuk juga dengan competitor bisnis kita. Sekali lagi mereka adalah manusia, alangkah lebih cerdas apabila kita bergaul dengan manusia dengan cara manusiawi. Memang bisnis membutuhkan planning dan action yang teratur dan disiplin. Akan tetapi, manusia memiliki keterbatasan yang alami. Manusia bukanlah robot, sehingga ada waktu-waktu untuk istirahat dan memenuhi segala macam kebutuhannya. Komitmen yang telah kita sepakati dengan mereka berkaitan dengan pekerjaan bukan berarti menghilangkan sifat kemanusiaan mereka. Walaupun memang harus membatasi benar hubungan yang terjadi dan memisahkan secara stike yang mana urusan pekerjaan dan yang mana urusan pribadi. Para pegawai adalah orang-orang yang harus menjadi fokus perhatian kita. Bagaimana kabar mereka dan hal-hal lain yang mungkin dapat berpengaruh kepada kinerja. Kuncinya penuhilah hak-hak pegawai dan rekan bisnis kita, yang dimaksud adalah hak-hak secara manusiawi. Apabila pegawai kita dan rekan bisnis legowo dan senang bergaul dengan kita, tunggulah keberhasilan anda sudah dekat. Karena mereka akan memberikan hal terbaik untuk anda.

Yah sekarang tinggal kita melakukan evaluasi, kontemplasi terhadap perilaku kita selama ini. Karena Relationship adalah kunci keberhasilan anda. Sadarlah Mereka yang akan membuat kita sukses

Tidak ada komentar: