Rabu, 10 Maret 2010

kisah perburuan teroris

Jakarta
Masyarakat yang tinggal di daerah Pamulang Kecamatan Benda Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 9 Maret 2010 kemarin dihebohkan oleh kedatangan puluhan anggota Densus 88 MABES POLRI bersenjata lengkap. Detasemen Khusus anti teror milik Kepolisian Republik Indonesia itu sedang melakukan eksekusi atas investigasi adanya kecurigaan anggota teroris yang sedang bersembunyi di wilayah ini. Setelah minggu sebelumnya, memburu "teroris" di NAD kini satu per satu link tersebut mulai diurai. Kecurigaan adanya teroris di Pamulang sudah lama diendus jejaknya oleh Polisi ujar Kadensus 88 Kombes Itok Sumardi. Dan Selasa 9 Maret itulah eksekusi target yang selama ini diincar. Sebut saja nama Dulmatin dan Umar Patek yang merupakan termasuk jajaran elit dari jaringan teroris di nusantara. Aksi saling tembak tidak dapat dihindari ketika Polisi kemudian merangsek ke ruko yang digunakan sebagai warnet multiplus yang berada di jalan siliwangi Pamulang. Hasil dari penggerebekan tersebut, tiga teroris tertembak mati. Dan salah satunya diduga sebagai Dulmatin. Jasad ketiganya kemudian di kirim ke RS POLRI untuk diidentifikasi. Namun, banyak ahli yang menyangsikan bahwa orang yang mati tertembak itu adalah Dulmatin. Karena sesuai posisinya di jaringan ini, mustahil seorang sekaliber dia tidak dilindungi oleh pengawal yang berlapis. Banyak analis yang menilai, bahwa Dulmatin sebenarnya masih di FIlipina.
Memang kemudian banyak pertanyaan yang terlontar, mengapa setiap ada penggerebekan kepada mereka yang dicap sebagai teroris, pasti selalu berbarengan dengan isu besar yang terjadi di Indonesia. Apakah penggerebekan ini sebagai skenario untuk pengalihan isu?wallohu'alam

Tidak ada komentar: